Mahasiswa Tuding Polisi Berlebihan

Fanny Afiff
28/03/2012 12:39
Liputan6.com, Jakarta: Sejumlah mahasiswa yang menjadi korban luka dalam bentrokan dengan polisi memprotes perlakuan polisi. Aparat keamanan dinilai berlebihan saat mengamankan aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga BBM.

Para mahasiswa bertekad kembali ke jalan hingga pemerintah membatalkan rencana tersebut meski pada aksi unjuk rasa Selasa (27/3) mereka terluka.

Beberapa mahasiswa pagi ini mendatangi gedung Lembaga Bantuan Hukum Jakarta di kawasan Menteng. Mereka menggelar jumpa pers memprotes perlakuan polisi kemarin yang menurut mereka sangat berlebihan.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Konsolidasi Nasional Mahasiswa Indonesia (Konami) bertekad tetap turun ke jalan hingga pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga bbm. Niat mereka tak kendor sedikit pun meski menderita luka ringan akibat sabetan bambu, lemparan batu, dan tembakan gas air mata.

"Kondisinya memang bentrok sama polisi yang pakaian lengkap. Kita baru sampai jam 3, kita masuk 10 menit terjadi gesekan, ada gas air mata teman-teman bubar, mundur ke belakang. Teman-teman ngasih perlawanan juga," kata mahasiswa, Pungki, Rabu (28/3).

"Polisi dua kali menghujani peluri karet di tempat yang sama. Saya mau terkapar, lalu dievakuasi teman-teman mahasiswa," kata mahasiswa lainnya, Denny.

Aksi unjuk rasa berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa menentang kenaikan harga BBM terjadi di sejumlah titik di ibukota dan berujung bentrok. Polisi dan mahasiswa terlibat aksi saling lempar kayu dan batu. Bahkan polisi terpaksa melepaskan tembakan peluru karet, gas air mata dan tembakan meriam air untuk menghentikan aksi mahasiswa yang dianggap brutal.

Puluhan mahasiswa luka-luka dan diamankan polisi. Sementara belasan polisi juga menderita luka ringan di kepala akibat bentrokan sepanjang Selasa sore.(MEL)